Welcome in my blogg :D Welcome in My Blog "Intel preview"... Welcome in My Blog "Intel preview"... Welcome in My Blog "Intel preview"... Welcome in My Blog "Intel preview"...Welcome in My Blog "Intel preview"... Welcome in My Blog "Intel preview"... Welcome in My Blog "Intel preview"...

Categories

Kamis, 28 Februari 2013

Peluang Bisnis Budidaya Ikan Lele DiLahan Sempit di Yogyakarta


Peluang Bisnis
Budidaya Ikan Lele DiLahan Sempit
di Yogyakarta



Karya Ilmiah ini Disusun sebagai Syarat Lulus Ujian Mata Kuliah
Lingkungan Bisnis



Disusun oleh:
Kori Ambodo
12.12.6818



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
“AMIKOM” YOGYAKARTA









Peluang Bisnis Budidaya Ikan Lele pada Lahan Sempit di Yogyakarta





Abstrak
       Lele  merupakan  salah  satu  jenis  ikan  yang  mudah  dalam  hal  pemeliharaan  dan
pembibitannya.  Hal  ini  merupakan  suatu  peluang  besar  bagi  wirausahawan,  karena
keuntungan  dalam  usaha  ini  sangatlah  besar  sehingga  mampu  memenuhi  target
pemasukan yang terus bertambah.
Di  Yogyakarta,  serapan  pasar  lele  relatif  meningkat  dari  tahun  ke  tahun.  Hal  ini
sangat  berpengaruh  terhadap  permintaan  stok  yang  terus  bertambah,  sehingga
membutuhkan  suatu  pasokan  tambahan  untuk  tetap  dapat  mengisi  kebutuhan
tersebut.  Dengan  harga  lele  yang  juga  relatif  stabil,  bisnis  inipun  terbilang  kondusif dari sisi keuntungan. 
       Budidaya lele pada lahan sempit ini memungkinkan para pemilik lahan sempit untuk
lebih  menjamin  mutu  hasil  produksinya.  Dengan  rata-rata  produksi  per  kolamnya
2500-3000 ekor, dan siap panen dalam waktu 4 bulan, maka dapat dipastikan bahwa
usaha ini dapat berkembang cukup baik.

Kata Kunci: budidaya, lele, peluang












  









Latar Belakang

Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat,
daging  empuk,  duri  teratur  dan  dapat  disajikan  dalam  berbagai  macam  menu
masakan.   Perkembangan  ikan  lele  di  Indonesia semakin  berkembang  pesat  dari
tahun  ke  tahun.  Yogyakarta  memiliki  pasar  yang  cukup  luas.  Menurut  data  statistik
Direktorat  Jenderal  Pengolahan  dan  Pemasaran  Hasil  Perikanan,  serapan  pasar  dan
tingkat konsumsi lele untuk Kota Yogyakarta mencapai 1,8 kg per kapita, sedangkan
untuk  permintaan  lele  hingga  mencapai  30  ton/hari.  Angka  ini  menunjukkan  bahwa
kebutuhan terhadap ikan lele akan terus meningkat seiring bertambahnya permintaan
pasar.
Harga  ikan  lele  di  pasaran  cukup  baik  dan  relatif  stabil,  meskipun  tidak
setinggi  harga gurami atau  ikan  mas. Namun, permintaan  ikan  lele terus  meningkat.
Untuk  pasar  lokal  para  pedagang  akan  selalu  memburu  hasil  produksinya.
Permintaan  stok  ikan  lele  rata-rata  diserap  oleh  para  pedagang  di  pasar  lokal.  Pasar
ikan  lele  juga  diserap  oleh  warung  pecel  lele  yang  menyediakan  lele  sebagai
menunya.  Selain  itu,  permintaan  ikan  lele  diserap  oleh  konsumen  rumah  tangga,
rumah makan, supermarket, dan katering. 
Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi
lele  serta  banyaknya  usaha  pembesaran  lele.  Pembudidayaan  ikan  lele  dilakukan
dengan  mengembangkan  konsep  kolam  lele  dengan  teknologi  tembok  tipis
berdiameter  3  meter  dan  hanya  membutuhkan  biaya  Rp  1.000.000,00.  Dengan
metode ini kekuatan juga telah dibuktikan dengan diisi air secara penuh. Biaya dapat
ditekan karena pembelian  bahan  baku  sangat sedikit (untuk pembuatan tembok tipis
dengan  ketebalan  maksimum  25  mm  dan  ketinggian  120  cm).  Satu  kolamnya  dapat
diisi sekitar 2500-3000 bibit lele yang siap dipanen dalam waktu 4 bulan.
Konsep tembok tipis tersebut merupakan adaptasi dari konsep petani mandiri
yang  kini  dikembangkan  Herba  Bagoes  melalui  lahan  1,5  hektar  di  desa  Glidik,
Asembagus,  Situbondo.  Tujuannya  adalah  untuk  menyejahterakan  petani  Indonesia.
Dengan  teknik  ini  biaya  perawatan  lele  dapat  ditekan  dibandingkan  dengan
menggunakan kolam galian yang berukuran lebih luas.
Penerapan  kolam  tembok  tipis  ini  juga  sangat  menguntungkan  bagi  pemilik
lahan  sempit.  Dengan  menyediakan  12  kolam,  dengan  diisi  benih  2500-3000  ekor
setiap kolamnya tidak terlalu sulit untuk mengelolanya. 
Dengan  menerapkan  sistem  supply  and  demand  maka  dapat  dikelola  dengan
baik budidaya ikan lele di lahan sempit ini. 

Tujuan Budidaya Lele

Budidaya  lele  lokal  ini  dilakukan  untuk  dapat  memenuhi  kebutuhan
permintaan dari para pengusaha warung makan, khususnya yang berkecimpung pada
bisnis warung makan lesehan yang menjual lele goreng atau bakar.
Selain  untuk  memenuhi  kebutuhan  permintaan  para  pebisnis  warung  makan,
hal  ini  tentunya  juga  akan  berdampak  pada  semakin  banyaknya  relasi  yang  terjalin
sehingga  saling  menguntungkan,  sehingga  akan  tumbuh  suatu  peluang  menciptakan
komunitas bisnis yang dapat saling bertukar pengalaman.
Dan dengan semakin bertambahnya relasi yang ada maka akan dapat tercipta
peluang  kerja  baru  bagi  masyarakat  luas  yang  bergabung  dalam  usaha
pembudidayaan lele lokal ini.

Analisis Peluang Budidaya Lele di Yogyakarta
        Bisnis budidaya ikan lele di Kota Yogyakarta sangat menguntungkan. Hal ini
dapat dicermati dari data statistik hasil SUSENAS 2008 bahwa penyerapan produksi
ikan  lele  masyarakat  Indonesia  mencapai  148.039  ton.  Dan  di  kota  Yogyakarta
sendiri  memiliki  serapan  pasar  ikan  lele  yang  cukup  banyak.  Peminat  ikan  lele
didominasi oleh warung pecel lele dan warung makan yang menyediakan menu ikan
lele.
  Banyak  faktor  yang  mempengaruhi  tingkat  kenaikan  konsumsi  lele  di  Kota
Yogyakarta.  Salah  satunya  adalah  faktor  lonjakan  jumlah  penduduk.  Yogyakarta
yang  terkenal  dengan  sebutan  Kota  Pelajar  didominasi  oleh  kaum  pelajar  dan
mahasiswa.  Sebagian  besar  mahasiswa  di  kota tersebut  merupakan  kaum  pendatang
luar kota maupun  luar provinsi. Seiring  bertambahnya  jumlah pendatang berdampak
pada  bertambahnya  rumah  hunian  (kos)  di  berbagai  wilayah.  Hal  ini  dimanfaatkan
kaum  pedagang  untuk  membuka  warung  pecel  lele  di  sekitar  pinggiran  jalan.
Semakin  meningkatnya  usaha  tersebut,  semakin  meningkat  juga  permintaan  lele
untuk memenuhi kebutuhan.
  Budidaya ikan lele di lahan sempit memungkinkan pembudidaya untuk lebih
mampu mengelola kolam lele dengan cermat. Perawatan pada kolam lelepun menjadi
lebih  mudah  dan  efisien.  Tidak  terlalu  membutuhkan  banyak  sumberdaya  manusia
untuk  mengelola  kolam  lele  pada  lahan  sempit  ini,  karena  selain  kolamnya  yang
berbentuk  sederhana  juga  dapat  dikatakan  bahwa  kolam  ini  lebih  aman  dari
kemungkinan terjadinya pencurian lele.

Penjaminan Mutu Hasil Produksi
  Untuk  menjamin  mutu  hasil  produksi  ikan  lele  ini,  maka  dibutuhkan
perawatan  khusus  selama  pembudidayaan  berlangsung.  Perawatan  yang  dilakukan
secara  rutin  dititikberatkan  pada  terjaminnya  kebersihan  kolam  dan  tidak  adanya
jamur  yang  menempel  pada  dinding  kolam.  Pemilihan  pakan  juga  menjadi  faktor
utama  yang  mempengaruhi  mutu  produksi  lele.  Pakan  yang  dipilih  berupa  plankton
(untuk lele berumur 3-4 hari), pakan buatan dengan tingkat nutrisi tinggi (untuk lele
berumur di atas 4 hari), dan tambahan nutrisi lainnya untuk meningkatkan ketahanan
tubuh.  Disamping  itu,  kebersihan  air  sangat  mempengaruhi  mutu  produksi.
Pemberian  pupuk  TON  dapat  menjaga  stabilitas  ekosistem  air,  sehingga  dapat
menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami seperti plankton dan cacing-cacingan.
Hal-hal tersebut dapat menjamin kesehatan lele dan menciptakan mutu hasil produksi
lele yang baik.   
Lele  dengan  perawatan  intensif  memiliki  rasa  yang  lebih  gurih,  dagingnya
lebih  bersih,  kandungan  proteinnya  pun  lebih  banyak.  Kualitas  lele  inipun  terjamin
paling baik.
  
REFERENSI


http://requestartikel.com/bagaimana-prospek-bisnis-ikan-lele-20101026.html
(diakses tanggal 16 Maret 2011, jam 15:50:30 WIB)

http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-lele.html  (diakses tanggal  ‎14
‎Maret ‎2011, ‎jam 11:31:20 WIB)

http://www.wpi.kkp.go.id/?p=187  (diakses  tanggal  25  Maret  2011,  jam  17:33:50
WIB)

http://pohonbagoes.blogspot.com/2010/10/petani-mandiri-dengan-kolam-lele.html
(diakses tanggal ‎21 ‎Maret ‎2011, ‎jam 19:40:22)

Griffin, R.W., Ebert, R.J. (2008). Bisnis, Jakarta: Erlangga.

Suyanto, M. (2006). Smart in Enterpreneur, Yogyakarta: Andi Publisher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar